SIFAT QIDAM

Sifat Wajib (Wajib Aqli) bagi Allah yang wajib (Wajib Syar'i) diketahui bagi mukallaf diantaranya adalah sifat Qidam :

Qidam secara bahasa adalah dahulu, tapi secara makna yaitu tanpa awalan.

Secara pemikiran, sifat qidam ditemu setelah kita menemukan bahwa adanya Allah itu wajib (harus ada).

ketahuilah bahwa sesuatu yang adanya itu wajib, maka adanya tidak pernah didahului tiada,.. karena
segala sesuatu yang adanya pernah didahului dengan tiada maka dia adanya adalah jaiz (boleh ada dan boleh pula tiada)

Allah itu adanya wajib karena jika dia adanya tidak wajib maka adanya Allah itu jaiz,... karena sesuatu yang ada itu kalo adanya tidak wajib maka adanya itu jaiz,.. sebab tidak ada perkara yang ada tapi adanya itu mustahil, karena mustahil maknanya adalah sesuatu yang tidak menerima ada (sesuatu yang harus tiada).

maka dari situ disimpulkan bahwa jika adanya Allah tidak wajib maka adanya Allah jaiz, jika adanya Allah itu jaiz maka adanya Allah itu baru karena perkara jaiz itu boleh ada boleh pula tiada,. maka dari kesimpulan dalil wajibul wujud bahwa Allah itu adanya wajib (harus) maka adanya Allah tidak pernah diawali dengan tiada, dan inilah yang menjadi kesimpulan bahwa Allah wajib bersifat qidam (adanya tanpa awalan/tidak pernah diawali dengan ketiadaan).

tidak seperti adanya si umar misalnya, maka adanya si umar sebelum adanya pernah didahului dengan ketiadaan,.. 

maka kesimpulannya adalah jika Allah tidak wajib bersifat qidam maka dia pasti pernah didahului tiada, kalo adanya Allah pernah di dahului tiada, maka adanya Allah itu baru, dan seandainya Allah itu baru, maka Allah itu lemah (tidak mampu), dan seandainya Allah itu lemah maka pastilah Allah tidak bisa menjadikan alam ini (maka pastilah alam ini tidak ada), tetapi tidak adanya alam ini batal karena sudah terlihat oleh mata akan adanya alam ini, maka pastilah ada-Nya Allah itu QIDAM (TANPA AWALAN) bukanlah BARU (ADA AWALAN / ADANYA PERNAH DIDAHULUI TIADA). .